Beranda
/
Artikel
/
Untuk Anda
/
Mitos VS Fakta Seputar New Normal COVID-19
Mitos VS Fakta Seputar New Normal COVID-19
13 July 2020
MyProtection News Jakarta

Jakarta, 13 Juli 2020 - MyProtection News

Hi, Sahabat MyProtection!

Bagaimana kegiatan Anda selama menjalani new normal? Walaupun saat ini Anda diperbolehkan untuk beraktivitas di luar rumah dengan batasan tertentu, jangan lupa bahwa kita masih berjuang melawan pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, selain jaga jarak dan jaga kebersihan ada 1 hal lagi yang perlu dijaga. Keakuratan penyebaran informasi seputar COVID-19 penting untuk dijaga! Setaip harinya kita terpapar banyak informasi baru. Sebelum kita mempercayai atau menyebarkan berita soal COVID-19, Anda bisa cek fakta dan mitos seputar virus ini agar tidak keliru!

 

Kita boleh melepas masker saat olahraga

Fakta! Menurut World Health Organization, Anda bisa melepas masker saat berolahraga. Menggunakan masker saat berolahraga bisa menyebabkan masker menjadi lembap akibat keringat dan membuat napas menjadi tak nyaman. Selain itu, keringat pada masker bisa memicu pertumbuhan kuman.

Hanya saja, Anda wajib menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain saat berolahraga. Apalagi jika Anda tidak menggunakan masker.

 

Anak kecil wajib pakai masker

Semua orang diwajibkan untuk menggunakan masker dengan pengecualian anak-anak berusia di bawah 2 tahun, individu dengan gangguan pernapasan akut, dan individu dengan kebutuhan khusus. Bayi serta anak balita juga tidak disarankan untuk menggunakan face shield yang terbuat dari plastik. Jika Anda memiliki anak kecil, maka disarankan untuk menjauhi kerumunan serta tempat umum.

 

Jika sudah pakai face shield, tidak perlu pakai masker

Dikutip dari CDC, Anda bisa menggunakan face shield jika Anda petugas kesehatan atau harus bertemu dan berada di tengah orang banyak. Namun, face shield tidak bisa menggantikan penggunaan masker. Jika Anda tidak ingin menggunakan masker, maka face shield harus menutupi hingga ke bawah dagu dan sisi samping wajah.

Jangan lupa face shield sekali pakai harus segera dibuang setelah digunakan. Sedangkan face shield yang bisa digunakan kembali harus disemprot disinfektan secara berkala.

 

Konsumsi alkohol bisa mencegah COVID-19

Mengonsumsi alkohol atau menyemprotkan alkohol tidak bisa membunuh dan mencegah penyebaran virus. Sebaliknya, konsumsi alkohol dan menyemprotkan alkohol ke seluruh tubuh bisa berbahaya. Terutama jika alkohol mengenai bagian sensitif seperti mata dan mulut. Jika Anda ingin menggunakan alkohol, cukup gunakan hand sanitizer untuk telapak tangan.

 

Pengecekan suhu tubuh bisa mendeteksi virus

Pengecekan suhu tubuh tidak bisa menjadi indicator seseorang positif terjangkit virus COVID-19. Demam bisa disebabkan oleh banyak faktor. Selain itu, penderita COVID-19 pun belum tentu menunjukkan gejala seperti demam. Untuk memastikan seseorang positif terjangkit COVID-19, dibutuhkan tes di laboratorium.

Namun, tidak ada salahnya berjaga-jaga. Jika Anda merasa demam, batuk, pilek, dan tidak enak badan maka sebaiknya Anda beristirahat di rumah, konsumsi obat yang sesuai, dan Anda juga bisa memanfaatkan fitur online doctor consultation dari asuransi kesehatan MyProtection. Sehingga Anda bisa berobat dari rumah dan obat dari resep dokter pun bisa diantarkan ke depan pintu rumah Anda!

 

Salam,
Sahabat MyProtection

Apakah artikel ini membantu?
Subscribe Newsletter Kita
Klik subscribe untuk berlanggan newsletter artikel kami
Bagikan MyPro ke
facebook
twitter
instagram
Tentang MyProtection News Jakarta
MyProtection adalah salah satu pioneer portal pembelian asuransi kesehatan maupun asuransi umum secara online yang dapat diakses melalui platform website dan aplikasi sejak 2017.
Rekomendasi Artikel
5 28-02-2025
12 Gaya Kepemimpinan Paling Efektif Mencapai Tujuan Perusahaan! 

Gaya kepemimpinan seseorang ternyata dapat mempengaruhi seberapa sukses sebuah bisnis dan usaha yang dijalankan.  

Dengan kemampuan yang tepat, mulai dari membimbing, memotivasi, hingga mengarahkan karyawan dengan benar, kamu dapat mencapai tujuan bisnis yang diimpikan. 

Gaya kepemimpinan sendiri bukan hanya dapat dilihat dari cara seseorang mampu mengelola tim, tapi bagaimana orang tersebut menciptakan dasar bagi budaya tempat kerja yang kuat.  

Untuk lebih memahami apa itu gaya kepemimpinan serta ada apa saja gaya yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan sebuah bisnis simak selengkapnya di sini! 

Definisi Gaya Kepemimpinan 

Definisi Gaya Kepemimpinan

pexels

Gaya kepemimpinan adalah bagaimana cara seseorang sebagai pemimpin dalam mengelola timnya guna mencapai tujuan perusahaan, yang di dalamnya mencakup perilaku, nilai, hingga metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 

Namun, hal yang harus diperhatikan adalah kamu tidak hanya mampu menguasai satu gaya kepemimpinan saja untuk mencapai kesuksesan. Di mana, dalam menjalankan sebuah bisnis sendiri masalahnya bervariasi dengan solusi yang variatif pula. 

Pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat dalam pemecahan sebuah masalah dan pengambilan keputusan mampu mempengaruhi budaya lingkungan kerja serta produktivitas karyawan dengan signifikan.  

Dengan memahami gaya kepemimpinan yang berbeda dan mampu menerapkannya dengan sesuai situasi yang dihadapi, maka sahabat MyProtection memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai tujuan dan kesuksesan yang diinginkan dalam menjalani bisnis dan usaha. 

Jenis Gaya Kepemimpinan 

Untuk menjadi seorang pemimpin dan pengusaha yang baik, kamu perlu mengetahui berbagai gaya kepemimpinan yang ada, simak selengkapnya. 

1. Gaya Kepemimpinan Demokratis 

Gaya Kepemimpinan Demokratis

pexels

Gaya kepemimpinan pertama, yaitu gaya demokratis yang juga dikenal dengan partisipasi aktif dari semua pihak dalam proses pengambilan keputusan sebuah perusahaan maupun bisnis. 

Pemimpin dengan gaya demokratis juga mampu menghargai perspektif berbeda dan masukan dari karyawan dan anggota timnya, di mana semakin banyak sudut pandang berbeda mampu mendatangkan solusi yang lebih baik dan efektif. 

Dengan gaya demokratis juga yang berwenang bukan hanya pemimpinnya saja, namun semua orang ikut terlibat dan adanya dorongan untuk melakukan diskusi terbuka, kolaborasi antar tim, serta brainstorming. 

Penggunaan gaya kepemimpinan ini juga dapat membuat semua anggota tim yang ada di dalam perusahaan merasa dihargai dan memiliki kontribusinya masing-masing. Dengan adanya sense of belonging tersebut, dapat meningkatkan motivasi serta keterlibatannya dalam mencapai tujuan perusahaan bersama.  

Karena mendorong dan mengedepankan diskusi serta partisipasi dari setiap anggota timnya, gaya demokratis menjadi sangat efektif pada organisasi dan perusahaan yang berfokus di bidang kreativitas dan inovasi. 

Terdapat beberapa ciri khas pemimpin demokratis, seperti memberikan segala informasi ke setiap anggota saat mengambil keputusan, menjadikan tempat kerja tempat di mana setiap orang dapat menuangkan ide mereka, serta pandai melakukan mediasi.  

2. Gaya Visioner

Gaya Visioner 

pexels

Gaya selanjutnya, gaya visioner yang menekankan pada gaya kepemimpinan seseorang yang memiliki visi dan misi yang kuat untuk mencapai tujuan sebuah bisnis dan menjaga masa depan bisnis tersebut.  

Bukan hanya mampu melihat masa depan, pemimpin visioner juga mampu memberikan inspirasi pada anggota tim melalui visi dan misi yang mereka miliki. 

Pemimpin dengan gaya ini juga mampu menjadi agen perubahan yang kuat, di mana mereka akan terus mendorong anggota timnya untuk terus berpikir out-of-the-box, menemukan solusi inovatif, serta mencapai tujuan bisnis bersama. 

Jika karyawan yang ada di dalamnya mampu terhubung dengan visi tersebut, maka mereka juga akan lebih bermotivasi, bersemangat, dan memiliki komitmen untuk berjuang mencapai tujuan bersama.  

Pimpinan gaya visioner juga mampu melihat peluang di tengah banyaknya tantangan dan mampu mengarahkan perusahaan ke masa depan yang lebih cerah melalui visi dan misinya. 

Oleh sebab itu, gaya visioner dapat sangat efektif bagi perusahaan kecil untuk mengembangkan usaha dengan pesat, serta perusahaan besar yang dapat membantu mentransformasi perusahaan.  

Pada umumnya, pemimpin visioner memiliki beberapa ciri khas, seperti gigih dan pemberani, strategis, berani dalam mengambil risiko, inspiratif, optimis, serta inovatif.  

3. Gaya Multikultural

Gaya Multikultural 

pexels 

Dengan adanya globalisasi saat ini, gaya kepemimpinan juga ikut dipengaruhi dengan kemunculan gaya multikultural yang lebih relevan dengan tren yang ada saat ini. 

Pemimpin multikultural mampu memiliki pemahaman lebih mendalam mengenai nilai-nilai keberagaman budaya dan mampu menyesuaikan keberagaman tersebut untuk keuntungan perusahaan.  

Dengan mengadopsi gaya ini, seorang pemimpin memiliki kesadaran akan adanya perbedaan budaya, bahasa, norma, serta nilai dari anggota tim yang ada dan mampu menciptakan lingkungan di mana semua orang merasa dihargai dan dihormati. 

Bukan hanya menyadari adanya perbedaan tersebut, namun pemimpin multikultural juga dapat memanfaatkan perbedaan tersebut sebagai alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang lebih baik dan menghargai kontribusi setiap orang dalam proses pengambilan keputusan dan pencapaian. 

4. Gaya Strategis 

Selanjutnya, gaya strategis di mana seorang pemimpin yang memiliki fokus untuk perencanaan jangka panjang serta pengambilan keputusan yang didasarkan pada data serta hasil analisis yang mereka miliki. 

Pemimpin strategis memiliki kemampuan untuk melihat gambaran besar serta menentukan strategi paling efektif yang digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan. 

Gaya strategis juga menuntut pemimpin untuk menjadi seseorang yang visioner serta analitis, bagaimana mereka mampu mempertimbangkan faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi perusahaan.  

Mereka juga harus mampu memahami apa yang terjadi di pasar, persaingan yang dihadapi, serta sumber daya yang dimiliki. Pemimpin strategis mampu memiliki pemahaman mendalam mengenai hal tersebut dan nantinya dapat digunakan untuk memaksimalkan kinerja tim serta sumber daya yang dimiliki menjadi lebih produktif.  

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, pemimpin juga harus dapat menyampaikan visi yang dimiliki dengan baik kepada tiap anggota timnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memiliki daya saing di pasaran. 

5. Gaya Suportif 

Pemimpin dengan gaya suportif pada umumnya merupakan seorang pendengar yang baik dan selalu memberikan dukungan emosional kepada anggota timnya.  

Menurut sudut pandang mereka, pemimpin yang suportif dan mampu memiliki rasa peduli dan empati dapat mempengaruhi motivasi serta kinerja anggota timnya menjadi lebih positif.  

Dengan gaya kepemimpinan ini, kamu dapat menciptakan lingkungan kerja yang suportif, di mana setiap karyawan merasa diterima dan dimengerti sehingga segala permasalahan maupun tantangan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik dan terpecahkan. 

6. Gaya Otokratis 

Gaya kepimpinan otokratis yang dikenal dengan gaya yang pendekatannya berpusat pada pemimpinnya dan mengarah pada gaya otoriter. Pemimpin otokratis biasanya memiliki keputusan tunggal yang mutlak serta memberikan arahan jelas untuk setiap anggota timnya.  

Pemimpin gaya ini juga biasanya mengendalikan segala aspek pekerjaan di perusahaan, mulai dari awal perencanaan hingga pada akhirnya pelaksanaan.  

Hal ini didasarkan pada kepercayaan mereka dengan kemampuan yang dimiliki untuk mengambil keputusan terbaik. 

Pada beberapa situasi tertentu dan kasus khusus gaya otokratis dapat menjadi efektif, di mana ketika perusahaan dihadapkan dengan pengambilan keputusan atau situasi darurat dengan durasi waktu yang singkat, pemimpin otokratis yang memiliki kendali penuh dapat memutuskan dengan cepat.  

Pemimpin otokratis sendiri biasanya memiliki ciri khasnya tersendiri, seperti rasa percaya diri yang tinggi, mampu memotivasi diri, memiliki komunikasi yang jelas dan konsisten, mengikuti aturan, mampu diandalkan, nilai lingkungan yang terstruktur, serta memiliki kepercayaan pada lingkungan kerja yang diawasi. 

7. Gaya Transaksional 

Gaya transaksional merupakan gaya pemimpin yang memfokuskan pada penggunaan rewards and punishment atau insentif dan hukuman yang digunakan untuk memotivasi anggota timnya.  

Pemimpin transaksional menetapkan aturan serta target yang harus dicapai dalam tenggat waktu tertentu, dan dari hasilnya tersebut ia akan memberikan insentif ataupun hukuman yang pantas. 

Pada gaya kepemimpinan transaksional, pengukuran atas pencapaian kerja sangatlah penting dan pada umumnya menggunakan kontrak maupun perjanjian kerja untuk dapat mengukurnya secara jelas.  

Hal ini dikarenakan, pemimpin transaksional pada umumnya memiliki ekspektasi tinggi pada anggota timnya untuk dapat mencapai target yang telah ditentukan dan mematuhi aturan yang ada.  

Walaupun terkesan efektif, gaya transaksional pada umumnya hanya dapat dilakukan dalam waktu jangka pendek, di mana pendekatan ini sendiri dapat memberikan dorongan singkat pada seseorang untuk mencapai tujuan.  

Namun, jika penggunaan sistem rewards and punishment digunakan terus menerus, dapat mengarah pada motivasi sementara saja, tanpa adanya pengembangan jangka panjang serta pertumbuhan pribadi. 

8. Gaya Delegatif 

Selanjutnya gaya delegatif yang merupakan pendekatan kepemimpinan dengan memberikan otonomi signifikan pada anggota timnya untuk mengambil sebuah keputusan karena adanya kepercayaan yang tinggi pada kemampuan serta kompetensi karyawannya.  

Pada gaya delegatif, pemimpin memiliki peran sebagai fasilitator bagi anggota timnya, di mana ia akan memberikan dukungan serta saran jika diperlukan saja dan tidak mengontrol penuh setiap pekerjaan yang dilakukan. 

Pimpinan ini memiliki kepercayaan atas anggota timnya, di mana dengan memberikan kebebasan para karyawan mampu mengambil inisiatif dan berkolaborasi dengan kreatif yang dapat memberikan hasil kerja yang lebih baik. 

Pendekatan gaya ini juga dapat memberikan dorongan untuk pertumbuhan individu serta keseluruhan tim karena setiap orang memiliki tanggung jawab dan rasa kepemilikan atas keputusan yang diambil.  

Gaya delegatif juga dapat membantu dalam terbentuknya lingkungan kerja inklusif serta mendukung pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki setiap karyawan.  

9. Gaya Transformasional 

Selanjutnya gaya transformasional, di mana pada gaya kepemimpinan ini pemimpin mampu memberikan inspirasi kepada anggota timnya untuk mencapai potensi maksimal yang dimiliki.  

Pimpinan transformasional biasanya memiliki visi yang kuat serta mampu mengkomunikasikan hal tersebut ke karyawannya serta memberikan motivasi dan menggerakkan mereka.  

Seperti namanya, gaya ini mampu menciptakan lingkungan kerja yang terus berinovasi dan bersemangat, di mana para anggota timnya memiliki rasa tanggung jawab atas tujuan perusahaan yang ingin dicapai.  

Pimpinan transformasional yang berperan sebagai role model bagi para karyawannya juga dapat memberikan dorongan kreativitas, pemikiran out-of-the-box serta memberikan perubahan positif bagi para anggota timnya. 

Pimpinan dengan gaya transformasional juga dapat dilihat berdasarkan beberapa kriteria, seperti: 

  • Memiliki rasa saling hormat pada anggota timnya 

  • Mampu memberikan dorongan 

  • Memberikan inspirasi ke orang lain dalam mencapai tujuan organisasi 

  • Mampu memikirkan gambaran besar 

  • Menempatkan nilai pada tantangan intelektual anggota tim 

  • Tingkat kreativitas yang tinggi 

  • Memiliki pemahaman baik terkait kebutuhan untuk mencapai tujuan 

10. Gaya Liberal 

Gaya kepemimpinan liberal merupakan pendekatan pemimpin yang memberikan kebebasan bagi para anggota timnya untuk mengambil keputusan terbaik.  

Pemimpin yang menganut gaya ini menjunjung tinggi eksperimen, inovasi, dan kreativitas serta mampu memberikan ruang bagi para karyawannya untuk berkembang dan menghasilkan karya inovatif. 

Pada gaya liberal, pimpinan memegang peranan sebagai fasilitator yang mampu memberikan dukungan atas gagasan serta inisiatif anggota timnya. 

Pendekatan ini menjadi sangat efektif khususnya pada tujuan yang berfokus ke inovasi serta kreativitas dan dapat menjadi kunci keberhasilan dari sebuah perusahaan.  

Namun, perlu diperhatikan pula bahwa untuk menjamin kesuksesan mencapai tujuan, pemimpin juga tetap perlu untuk melakukan supervisi dan memberikan panduan selama proses berjalannya agar tetap terarah sesuai dengan visi dan misi yang ada. 

11. Gaya Penentu Kecepatan 

Untuk mendapatkan hasil paling cepat, gaya penentu kecepatan atau pacesetter leadership dapat menjadi pilihan yang paling efektif. 

Di mana, pemimpin pacesetter memiliki fokus pada kinerja, menetapkan standar yang tinggi, serta menuntut setiap anggota timnya bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. 

Hal yang harus diperhatikan jika menggunakan gaya kepemimpinan ini terus menerus adalah mampu menimbulkan stres pada anggota tim karena adanya tekanan untuk mencapai tujuan organisasi dalam tenggat waktu tertentu.  

Pemimpin pacesetter pada umumnya memiliki fokus pada tujuan yang ingin dicapai, melakukan berbagai hal yang dapat membantu mencapai tujuan tersebut, dan pada umumnya sangatlah komponen di posisinya. 

12. Gaya Birokrasi 

Gaya kepemimpinan birokrasi mengacu pada pendekatan di mana setiap anggota tim harus mengikuti aturan serta prosedur sebagaimana yang tertulis.  

Kepemimpinan ini menekankan agar setiap karyawan menjalankan tanggung jawab berdasarkan daftar yang telah ada dan ditetapkan. 

Gaya birokrasi dapat menjadi efektif khususnya pada industri yang menuntut keteraturan, seperti departemen keuangan, kesehatan, maupun pemerintahan.  

Terdapat beberapa kriteria yang dapat menunjukkan gaya kepemimpinan ini, seperti: 

  • Fokus pada detail 

  • Fokus pada tugas yang dijalankan 

  • Memiliki aturan dan struktur nilai 

  • Memiliki etos kerja yang baik 

  • Memiliki kemauan yang keras 

  • Memiliki komitmen terhadap organisasi 

  • Memiliki disiplin diri 

Nah, itulah ulasan seputar berbagai jenis gaya kepimpinan yang ada serta kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya. Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa setiap gaya dapat menjadi bermanfaat jika digunakan dengan tepat.  

Seorang pemimpin yang baik juga harus mampu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan gaya yang paling sesuai dengan situasi yang dihadapi untuk mencapai tujuan bersama seefektif mungkin. 

Namun hal yang harus diperhatikan juga adalah anggota tim juga memegang peranan besar dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk pihak karyawan dan pihak perusahaan saling menghargai satu sama lain.  

Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan memberdayakan sumber daya manusianya adalah dengan memberikan asuransi yang tepat sebagai perlindungan kesehatan yang tepat, seperti Perlindungan Kesehatan Prima dari MyProtection yang memiliki banyak keunggulan produk, seperti: 

  • Manfaat tambahan Saldo Prima yang memberikan penggantian atas pembelian vitamin dan obat-obatan tanpa perlu melakukan perawatan Rawat Inap atau Rawat Jalan 

  • Santunan tunai harian Rawat Inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan 

  • Pilihan manfaat Rawat Inap dan Rawat Jalan sesuai kebutuhan 

  • Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia 

  • 24 jam Contact Center dan Case Monitoring 

  • Layanan eksklusif Personal Medical Assistance 

*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. 

Baca Artikel
5 30-09-2019
Awal Prima Bersama Perlindungan Kesehatan Prima
Baca Artikel
5 07-02-2025
14 Olahraga Tradisional Indonesia yang Unik dan Seru Penuh dengan Tradisi! 
Baca Artikel